Monday 19 March 2007

Lapar Menulis Atau Kecanduan Menulis?

Berhubung orang wikimu bisa ngintip blog saya, maka muncul permintaan untuk menerbitkan tulisan Ibu Yang Besar Hati (benar tidak ini judulnya ya?)...kebetulan ada tambahan info ya sudah saya kirim saja (dengan judul beda).

Dari artikel pak Mimbar Saputra ada tulisan tentang lapar menulis, tapi rasanya saya juga pernah baca komentar "jadi kecanduan menulis di wikimu". (maklum nih usia mau masuk angka 4 jadi sudah perlu asupan ginko biloba). Sebenarnya saya juga jadi bingung...ini gejala lapar menulis atau kecanduan menulis?

Yang namanya kecanduan itu pasti dimana-mana tidak sehat, maka itu saya bingung juga kalau harus merasa kecanduan menulis. Lapar menulis memang lapar...tapi biasanya terbatas di buku harian. Sepertinya komentar-komentar itu yang bikin kecanduan! Kalau menulis untuk majalah atau koran sudah pasti kita tidak tahu apakah tujuan penulisan kita tercapai atau tidak, apalagi seringkali setelah menunggu sekian lama (setelah berita rada basi) baru muncul pemberitahuan kalau tulisan tersebut belum dapat dimuat. Tapi yang paling membuat kecanduan itu ya karena jadi bisa mempelajari reaksi langsung pembaca. Bisa mempelajari gaya bertutur yang bikin pembaca salah paham, atau tidak jelas. Semua itu yang tidak ada di koran atau majalah. Yang menjadi masalah di wikimu ini karena target pasarnya yang terlalu luas, jadi segmen yang menjadi target memang bebas-bebas saja. Tapi, kalau dipikir-pikir ini bisa jadi media menemukan karakter pribadi. Soalnya saya terkadang merasa terlalu memikirkan gaya bahasa media target penulisan saya agar tulisan saya bisa dimuat.

Mengapa merasa kecanduan? Ini sebenarnya cuma kayak ikan ketemu kolam...tapi mungkin karena masih baru, masih banyak yang diamati, masih banyak yang dipelajari jadi masih menggebu-gebu! Gimana nggak merasa kecanduan, selain tagihan-tagihan yang melonjak (malah keluar duit coba...nulis kok bukannya terima duit malah ngabisin duit)...kebiasaan juga ikut berubah! Kalau selama berpuluh-puluh tahun saya buka mata dengan Kompas (sampai agenku bisa dipecat kalau koran telat datang), maka sekarang buka mata dengan wikimu...menjelang tidur dengan wikimu...ada waktu senggang lari ke wikimu (ketularan pak Mimbar nih kayaknya!). Gila aja kan?!

Mudah-mudahan saja ini cuma gejala kecanduan yang masih sehat...sehingga saya masih bisa merasakan lapar menulis seperti yang dimaksud Putu Wijaya di artikel pak de blangkon itu.

1 comment:

Retty Hakim (a.k.a. Maria Margaretta Vivijanti) said...

Ibu Yang Berhati Besar...busyet...yang nulis tentang bahasa Indonesia bikin kesalahan fatal, berhati besar dengan besar hati kan beda banget artinya! (Pembenaran diri: udah malam, udah ngantuk, udah cape...maklum dong kalau ngaco...Retty juga manusia..he..he..he..)