Saturday, 3 March 2007

Bagaimana Mengajar Anak Cinta Membaca?

Jumat, 23-02-2007 09:05:19 oleh: Retty N. Hakim Kanal: Gaya Hidup
Hari ini saya memulai membaca buku Romo Mudji Sutrisno: Oase Estetis estetika dalam kata dan sketsa. Tapi saya tidak tertarik untuk berbicara tentang tulisan pertama di bagian Budaya (air), melainkan meloncat ke bagian kedua yaitu Reading Habit. Mungkin karena kita baru saja kebanjiran besar, atau hanya karena saya sedang tidak minat!
Mungkin juga karena 'Reading Habit' berkisah tentang budaya baca les Parisiens yang mengakar dan mendarah daging? (Maklum Perancis punya magnet tertentu untuk saya..., bagi yang percaya reinkarnasi bisa jadi mereka berpendapat bahwa di masa lalu saya berasal dari sana...entahlah!)
Tapi yang ingin saya kupas disini justru adalah bagaimana mengajarkan anak mencintai membaca...Kata Romo Mudji, melalui membaca orang akan diuji penanaman ketekunannya dalam mengolah sendiri isi bacaan, latihan untuk merangkum dan berwawasan sendiri manakala dialog pikiran dalam bacaan bertemu dengan analisis pikiran sendiri sehingga terbentuk sikap dan persepsi tersendiri (individual attitude) dalam menghadapi kenyataan. Membaca juga membuat orang mendalami kebenaran dan mencegahnya menjadi orang-orang dangkal. Jadi warisan budaya membaca ini bisa jadi akan menjadi warisan penting untuk anak cucu!
Menurut saya sendiri, membaca itu benar-benar jendela dunia..., memperkaya kita walaupun secara fisik mungkin kita miskin. Walaupun belum pernah ke Amerika atau ke Australia, toh kita tidak buta tentang kedua benua ini kalau kita rajin membaca. Bahkan terkadang bacaan bisa lebih kaya daripada pengalaman yang kita peroleh dari sekedar tur seminggu atau dua minggu.
Masalahnya...anak sekarang lebih suka menonton televisi. Salah orang tua juga sebenarnya. Saya akui terkadang televisi itu menjadi pengganti baby sitter, karena sebagai ibu sedang sibuk (termasuk sibuk nulis untuk wikimu...he..he..he...) maka jadilah sang televisi menjadi electronic baby sitter. Di satu pihak membantu, di lain pihak televisi merusak budaya membaca. Mereka jadi malas membaca. Apalagi di zaman serba instan dan praktis ini, membaca seperti tidak lagi terlalu dibutuhkan...toh kalau mau cari data tinggal browsing!
Dengan akar budaya membaca yang lemah tidak heran kalau kemudian pekerjaan menulis menjadi suatu tugas yang super berat. Mengarang menjadi sangat sulit bagi anak saya yang kelas 3 SD...bagaimana nanti kalau kuliah?! Bagaimana kalau dia jadi manajer?!
Padahal anak-anak saya bukan tidak cinta buku, setiap ke toko buku saya harus mengerem keinginan belanja mereka. Tapi kemandirian dalam membaca yang mungkin belum ada. Sementara saya sebagai ibu juga sibuk dengan keinginan membaca saya..., dan bukan tidak mungkin terlalu memilih buku yang mau saya bacakan (soalnya bosan lho kalau tiap hari minta dibacakan buku yang sama!). Katanya orang tua harus memberi contoh, tapi rasanya contoh saja masih kurang...anak harus diajak untuk ikut membaca!
Udah dulu akh, anak-anak saya lagi dibawah asuhan e-sitter nya! Saran lain?

7 komentar pada warta ini
Jumat, 23-02-2007 10:53:20 oleh: bajoe
sepakat dengan langkah utama adalah orang tua memberi contoh dalam membaca. Saran lain, mungkin perlu dikenalkan pada lingkungan anak-anak yang gemar membaca pula, seperti diajak ke sanggar baca -kayak punyanya Gola Gong. Soal televisi, ini memang godaan terbesar. Menurutku, tidak bisa dihindari anak-anak nonton TV, tapi sejak awal bisa diajarin anak-anak itu untuk nonton pada waktu-waktu tertentu - misal acara-acara yang kategori anak-anak. Ini saran dari orang yang baru berteori lho...soalnya belum ada anak :)

Jumat, 23-02-2007 13:09:37 oleh: Retty
Nggak apa-apa kok nimbun teori dulu...nanti tinggal prakteknya! Saya seneng nih komentar pertama datangnya dari kaum lelaki, semoga pas prakteknya nanti Pak Bajoe bisa bahu membahu dengan istri! Kebanyakannya sih (tanpa melalui survey...cuma lewat gossip ibu-ibu) yang pembawa PS dan game boy ke rumah itu adalah bapak-bapak...nah yang ini ancamannya jauh lebih besar dari TV...Thanks sarannya!

Senin, 26-02-2007 14:23:21 oleh: Slamet Riyadi
Ibu Rety saran ibu bagus juga tuh, memang benar membaca itu jendela dunia. Seperti kata ibu mencontohkan saja tidak cukup tapi anak harus di beri pemahaman yang mendalam tentang pentingnya arti membaca, karena jika kita ingin merubah seseorang maka ubah dulu pemahamannya, salam kenal untuk ibu dan keluarga dari saya.

No comments: