Saya senang menggunakan mobil Toyota Kijang selain karena fungsi dan ukurannya, juga karena ada moncongnya. Terbiasa menggunakan mobil sedan memang membuat saya merasa lebih aman berkendara bila memakai mobil dengan moncong seperti kijangku itu.
Problema klasik ibu rumah tangga adalah asisten rumah tangga yang terkadang keluar masuk. Jadi pernah juga saya hanya punya seorang suster sementara anak-anak yang harus dijaga ada tiga orang. Bila si kembar sakit, maka salah satu digendong oleh suster tapi yang seorang lagi harus duduk sendiri karena sang ibu harus menyetir.
Terkadang ibunya harus pergi dengan salah satu dari kembar ini saja. Pernah salah satu dari kembarku harus segera dibawa ke rumah sakit, sementara ayahnya ataupun bala bantuan lain tidak bisa segera sampai ke rumah kami. Alhasil suster menjaga dua anak di rumah dan saya sendirian membawa bayi yang sakit dan diare ke rumah sakit. Memanggil taxi di daerah rumah kami pada waktu itu masih sangat merepotkan, jadi lebih efisien bagi saya untuk pergi menyetir mobil sendirian.
One of the twins in his car seat when he was five months old.
Meletakkan kursi bayi dalam ikatan seat belt terasa lebih aman bila mobil juga memiliki hidung yang lebih maju. Sebenarnya dalam teori, anak-anak harus duduk di belakang, tapi seringkali mereka rewel sekali. Dan tentunya agak sulit bila saya hanya berduaan dengan si bayi dan dia ribut menangis di belakang. Dengan dia duduk di depan di samping saya, maka dia lebih tenang karena bisa melihat langsung ibunya. Hal ini mungkin bukan contoh yang baik, malahan di luar negeri sepertinya termasuk terlarang karena bisa berbahaya bagi anak itu sendiri. Inilah susahnya anak Indonesia, dari kecil sudah "bau tangan", agak sulit mendisiplin mereka karena ibunya juga seringkali jatuh kasihan.
Setelah agak besar mereka lebih senang duduk di belakang, antara lain karena mereka bisa bermain ataupun tidur dengan lebih leluasa. Bahkan terkadang tidur dengan segala macam gaya unik mereka.
Raphael (one of the twins) with his unique way of sleeping.
Urusan tidur bukan cuma urusan anak-anak. Suami saya, alias ayahnya anak-anak, juga sangat sering tidur di mobil bila harus lembur mengejar penyelesaian proyek sampai pagi. Maklum, terkadang untuk pekerjaan di mal para kontraktor baru boleh masuk setelah pukul sepuluh malam. Jadi bila pekerjaan belum selesai dan kantuk menyerang biasanya dia mencuri tidur sebentar di dalam mobil.
Terkadang kijang ini juga jadi penginapan murahnya. Bila ada proyek di luar kota dan mereka belum sempat mencari penginapan, maka biasanya kijang pun berubah menjadi losmen sementara.
Saya sendiri tidak pernah mencoba tidur malam hari di kijang. Tapi bila sedang tidak menyetir mobil, maka bisa jadi saya juga tertidur di kursi penumpang. Ternyata kijang itu juga berfungsi sebagai pengganti caravan kecil he...he...he..., enak untuk digunakan tidur!
Tapi perlu juga berhati-hati untuk menggunakan mobil sebagai tempat tidur. Kalau kasus saya dan anak-anak biasanya tertidur ketika mobil dalam perjalanan dengan beberapa penumpang lain yang bangun. Hanya, khusus untuk tidur di parkiran (atau di ferri, seperti yang pernah juga dilakukan suami saya) perlu lebih berhati-hati. Tidak mustahil ada kebocoran dan gas karbon monoksida (CO) masuk ke dalam mobil dan menjadi malaikat maut bagi penumpang mobil. Walaupun tidak memasang AC dan bersiap menghadapi perang melawan nyamuk, jangan lupa mobil lain yang parkir di dekat anda bisa juga menyalakan mesin mobilnya dan menjadi racun yang mengotori paru-paru anda!
Bahaya lain yang menanti, ya... bahaya kehilangan barang! HP suami saya lenyap di ferri menuju Lampung ketika dia tertidur di mobil. Jadi walaupun nyaman untuk tidur, tetap saja perlu waspada dan berhati-hati...
Sepertinya kisah kali ini sekedar berbagi kisah saja, bukan untuk dicontoh dan ditiru, sekedar bercerita fungsi lain kijang bagi keluarga saya...
3 comments:
Those photos of your boys made me chuckle and have left a broad smile on my face.
Enak ya kalo Kijang bisa muat banyak dan multi fungsi.
he..he...he...makanya dari Corolla berpindah hati ke Kijang...
Post a Comment