Setelah bekerja, mobil kijang rasanya lebih berguna daripada mobil sedan karena bisa untuk mengangkut berbagai macam orang dan barang. Rasanya memang benar-benar segala macam barang yang masuk ke mobilku. Dari batu, genteng, semen, sampai kloset semuanya dapat giliran menjadi penumpangku. Bawa kaca juga pernah lho, tapi ketangkep polisi...bukan cuma mau ditilang, mau dikandangin mobilnya...ya ampun! Gimana ya?! Mana nggak ada duit lagi! Eh si bapak polisi dengan santainya mengizinkan saya ke ATM dulu...hah?! Ya sudah, demi keselamatan dan kelancaran pekerjaan...tukang-tukang menunggu di mobil sementara yang tukang insinyur nyari ATM! Sebenarnya sempat curiga juga apa ini polisi beneran atau bukan, tapi terlanjur kalah gertak...
Cerita nyaris nyasar di Jogjakarta itu sebenarnya sekedar intermezzo si kijang setelah bertugas ke Bali. Pacarku (sekarang sudah berubah status jadi suami) dapat kerjaan ke Bali dan dia pakai kijang kapsul kesana sambil bawa barang dan tukang. Pulangnya mereka mampir di Jogja menjemput saya dan teman saya untuk pulang ke Jakarta. Karena mereka sudah kecapaian sehabis perjalanan Bali-Jogja, maka mobil Kijang yang nganggur saya manfaatkan.
Temanku yang orang Jawa tapi besar di Jakarta ini sedang mengambil ujian negara kedokteran disana. Saya ikut menemani, sekedar jalan-jalan melihat Jogjakarta. Dapat mobil pinjaman bagi kami bagai dapat durian runtuh, kami langsung siap menjelajah ke pinggiran Jogjakarta. Pak dhe eh, rasanya bukan pak dhe...tapi pak lik, maklum aku manggilnya cuma Om Harry, tinggal di pinggir Jogja. Mumpung deh, kita jalan-jalan memberi kejutan!
Pengalaman menyetir di Jogja buat saya yang orang Jakarta lumayan untuk belajar bersabar. Alon-alon asal kelakon. Kalau di Jakarta lampu kuning kita sudah siap-siap ganti gigi mau jalan, waktu itu disana...sudah lampu hijau baru mobil depan masuk gigi satu. Zaman itu loh...entah sekarang ini!
Berduaan, cewek-cewek sok berani, terlalu pandang enteng kota Jogja. Maklum Jakarta itu kan buesaaar toh, Jogjakarta itu kecil lah, tidak mungkin kami bisa tersesat. Sudah punya peta, sudah ada alamat, siapa takut?!
Tapi kalau perginya siang hari mungkin tidak mengapa, ini kan perginya menjelang magrib. Alhasil kami terus menerus bertanya di jalan sehingga semakin panjang saja perjalanan kami. Di peta terlihat dekat, ketika dijalani kok rasanya tidak sampai-sampai. Ketika kami merasa sudah berada di jalur jalan yang benar, tiba-tiba kami tersadar kalau jalan raya semakin sepi dan mobil semakin berkurang. Usut punya usut ternyata kami sudah mengarah ke Solo...alamak!
Seandainya siang hari sih, mungkin kami nekad terus ke Solo...sekalian jalan-jalan! Sayangnya saat itu malam hari, dan kami sama sekali tidak menguasai medan. Beruntung kami akhirnya bisa sampai ke rumah yang dituju. Benar-benar jadi sebuah kejutan, bukan saja karena kedatangan kami...tapi juga jam kedatangannya yang sudah cukup malam untuk bertamu ukuran disana.
Sebenarnya kegunaan kijang buat saya bukan cuma untuk bekerja dan jalan-jalan. Waktu krisis moneter melanda Indonesia, salah satu proyek yang dikerjakan suami saya adalah milik seorang importir. Usahanya benar-benar terganggu karena kurs dollar yang membumbung tinggi. Ketika itu biaya pekerjaan yang sedang dikerjakan juga bertambah, jadilah pemberi tugas itu kesulitan mencari uang tunai untuk membayar. Akhirnya terjadinya perdagangan model zaman terkuno di dunia...barter! Tentunya masih tukar tambah. Kami dapat mobil sedan buatan Korea yang masih baru, sementara kami memberikan kepadanya sebuah mobil kijang yang lebih tua dari usia mobilnya sebagai pengganti alat akomodasi beliau. STNK mobil sedan itu kemudian kami masukkan sebagai agunan ke bank untuk modal usaha.
Karena bensinnya lumayan boros, akhirnya mobil sedan itu kami jual dan kembali lagi membeli mobil Toyota Kijang. Pilihan ini terutama karena harganya yang tidak terlalu jatuh di pasaran. Lagipula dengan hadirnya buah hati kami, maka mobil keluarga yang nyaman perlu mampu memuat banyak tetek bengek. Maklum, perjalanan singkat membawa bayi bawaannya bagaikan pindah rumah...
Rasanya memang kijang ini serba guna, dari fungsi pengangkutan sampai fungsi sebagai barang agunan bisa diembannya!
No comments:
Post a Comment