Sunday, 17 August 2008

Mencintai Indonesia Lewat Pakaian


Sabtu, 16-08-2008 08:19:34 oleh: Retty N. Hakim
Kanal: Opini

Mencintai Indonesia bisa dengan berbagai cara. Salah satu cara yang mudah, terutama bagi kaum perempuan, adalah dengan ikut mempopulerkan kain tradisional.

Belum lama ini saya terkejut ketika berkunjung ke kantor salah satu kontributor wikimu. Rupanya kaum perempuan yang bertugas di back office sepakat untuk setiap hari Jumat menggunakan baju batik. Tidak ada perintah, tapi gerakan "mendadak batik" (seperti judul yang pernah ditulis oleh Gus Wai) rupanya menular ke kantor itu.

Menarik sekali menyaksikan warna-warni ceria batik di antara ruang kantor yang tertata terbuka (open space), terutama karena yang memakai juga manis-manis dan ceria. :)

Tidak lama kemudian saya lihat guru-guru di sekolah anakku juga ikut mengenakan batik (bebas, bukan seragam) ke sekolah. Sebuah contoh menarik yang pasti akan menularkan kecintaan pada kain tradisional ke murid-muridnya.

Menurut saya, cara ini adalah salah satu wujud kecintaan terhadap Indonesia yang diungkapkan lewat pakaian. Tindakan ini bukan sekedar karena memakai pakaian batik akan menjadikan batik Indonesia lebih populer dan tidak bisa dengan sembarangan diaku bangsa lain (baca juga http://www.wikimu.com/News/DisplayNews.aspx?id=2056), tetapi juga bisa membantu berlangsungnya industri batik di tanah air.
Dengan maraknya pemakai batik, bisa dipastikan industri UMKM juga bisa bertumbuh. Pemakai batik yang cukup merata di berbagai kalangan selain membantu perkembangan industri batik besar juga akan menghidupkan kembali industri batik kecil dan menengah.

Nelson Mandela mulai mempopulerkan batik Afrika Selatan sejak pulang dari kunjungannya ke Indonesia (baca juga http://www.wikimu.com/News/DisplayNews.aspx?id=9597). Jadi bisa dikatakan setiap bangsa akan punya potensi untuk mengembangkan batik versi negaranya. Alangkah menariknya bila gerakan mempopulerkan batik ini memang dimulai dari negara kita.

Indonesia dikenal di dunia internasional karena kekayaan budaya tekstil tradisional yang juga menjadi warisan turun temurun dalam keluarga (pusaka). Selain batik, masih banyak tekstil tradisional lain yang bisa dikembangkan juga. Ada tenun dan tenun ikat, serta masih ada juga jumputan, sulaman (embroidery), ataupun sarita dan mawa dari Toraja. Kekayaan budaya tekstil Indonesia dengan segala pengaruh kebudayaan yang masuk dan mempengaruhi kebudayaan lokal menjadi salah satu topik hangat yang dipelajari para pencinta dan ahli tekstil dunia.

Bagaimana dunia mengenal kain-kain tradisional ini tanpa melanggar aturan pakai secara tradisional sangat tergantung pada para desainer pakaian yang akan mengembangkannya. Tetapi peran komunitas kecil seperti kantor maupun sekolah akan membantu popularitas pemakaian di masyarakat. Diharapkan dari kecintaan ini pertumbuhan desain, kualitas, serta pemberdayaan masyarakat industri kecil juga akan terangkat.

Menjelang perayaan kemerdekaan, mungkin kita perlu bertanya: "Sudahkah saya mencintai Indonesia?"

No comments: