Sunday, 10 August 2008

Louvre, Dari Abad ke-12 Tetap Populer dan Cantik di abad Milenium


Minggu, 03-08-2008 19:07:18 oleh: Retty N. Hakim
Kanal: Iptek

Seringkali dalam pembangunan ada yang terbuang, dan bangunan tua merupakan bagian yang paling sering dikorbankan. Tetapi Louvre bertahan dari sejak berdirinya di abad ke-12 dan terus menebar pesona sampai di abad milenium ini.

Museum Louvre atau Musée du Louvre, merupakan sebuah museum yang paling terkenal dan paling banyak dikunjungi wisatawan dunia. Selain keindahan benda pamer yang dimilikinya, museum yang termasuk salah satu museum terbesar di dunia ini memiliki sejarah panjang dari segi arsitektur bangunannya sendiri. Belum lagi kehebohan buku Da Vinci Code yang juga melambungkan nama museum ini sehingga bisa di kategorikan sebagai museum terpopuler di dunia saat ini.

Louvre, berawal dari sebuah benteng yang didirikan di akhir abad ke 12 yakni antara tahun 1190-1202 oleh Philippe-Auguste untuk membantu menjaga kota Paris dari serangan bangsa Norman. Ada kemungkinan sebuah menara lama sudah berdiri sebelumnya disana, karena bangunan ini seringkali juga disebut sebagai menara baru. Tahun 1358 Raja Charles V membangun dinding tebal mengelilingi benteng yang sudah ada dan membuat bangunan ini menjadi istana kerajaan. Kemudian di masa pemerintahan raja Francois I sebuah renovasi besar yang berdasarkan gambar arsitektural arsitek Perancis Pierre Lescot yang mengubah perwajahan Louvre menjadi wajah Louvre dengan penekanan arsitektur Renaissance yang menggambarkan pengaruh Italia dengan prinsip keseimbangan antara garis-garis vertikal dan horizontal, sementara desain jendela pada lantai dasar merupakan desain yang sering ditemui dalam arsitektur Perancis.

Ketika Chaterine de Medicis banyak berperan dalam pembangunan Palais de Tuileries. Dalam masa pembangunan ini seniman patung yang juga arsitek Jean Goujon banyak memberikan andil dalam memperkuat wajah Renaissance Louvres. Bagian Cour carrée (Square Courtyard) ini yang kemudian ditonjolkan sebagai ruang penerima publik utama dalam desain Grande Louvre.

Pada tahun 1594 raja Henry IV menyatukan Louvre dengan istana Tuileries, penyambungan ini menghasilkan sebuah bangunan yang terpanjang yang ada di dunia pada saat itu dengan panjang Grande Galerie (Galeri Utama) sekitar seperempat mil. Pada tahun 1624 Lemercier meneruskan karya Lescot.

Bukan hanya raja dan ratu yang ikut merubah wajah Louvre, bahkan Napoleon Bonaparte ikut menambah sebuah sayap bangunan di tahun 1850an.

Desain dari Grand Louvre yang merupakan penambahan arsitektur modern ke dalam bangunan Renaissance Perancis merupakan hasil karya dari tim arsitek dari New York yang dipimpin oleh I. M. Pei. Modernisasi Louvre ini merupakan ide dari pemerintahan François Mitterand agar lebih menyatu dengan kota Paris dan untuk menyesuaikan diri dengan kebutuhan utama sebuah bangunan yang berfungsi sebagai museum. Ide ini mulai dilontarkan pada tahun 1983, sementara masa pembangunan terdiri atas dua fase. Fase pertama pembangunan diselesaikan pada tahun 1989, sementara fase kedua baru selesai tahun 1993.

Piramida kaca yang digunakan oleh I.M. Pei dan kawan-kawan menjadi sebuah point of interest baru dari bangunan ini. Bentuk bangunan yang panjang linear ditambahkan menjadi bentuk U dengan bagian piramida kaca sebagai ruang publik utama yang juga berfungsi sebagai area pintu masuk.

Konstruksi Piramida kaca ini merupakan satu piramida besar beserta tiga buah piramida yang lebih kecil. Piramida kaca besar memiliki bentuk dasar bujur sangkar dengan sisi sepanjang 35 meter dan ketinggian puncak piramida setinggi 20,6 meter.


Menurut I.M. Pei salah satu alasan utama pemakaian kaca adalah untuk mempertahankan kesatuan bangunan arsitektur Renaissance Perancis yang tampil dari wajah masif gedung lama. Transparansi material kaca membuat kesan ringan dan tembus pandang sehingga penyatuan gedung lama dan baru ini menjadi suatu kesatuan baru yang artistik dan bukan tempelan semata. Kebutuhan akan ruang penerima yang lebih besar karena semakin meningkatnya pengunjung museum Louvre ternyata memang dapat dipenuhi oleh desain Grand Louvre. Desain yang mencoba memberikan kesan mengundang yang kuat pada pintu masuknya ini ternyata memang berhasil mengundang semakin banyak wisatawan.

Piramida merupakan bentuk yang banyak dipakai oleh masyarakat Perancis, misalnya pada ujung obelisk Louqsor di daerah Place de la Concorde. Tidak jauh dari Louvre juga terdapat sebuah tempat yang bernama Place des Pyramides. Tampaknya kesenangan I.M.Pei akan bentuk piramida bertemu dengan kesenangan masyarakat Perancis dengan bentuk piramida. Walaupun demikian tidak sedikit kontroversi timbul ketika desain ini baru dimunculkan. Berbagai pendapat bermunculan, dari yang mengkritik ketidak-serasian arsitektur modern bersanding dengan bangunan Renaissance, sampai obsesi Mitterand terhadap kebudayaan Mesir.


Film Da vinci Code yang menggunakan Museum Louvre sebagai lokasi kisahnya dengan bumbu-bumbu sensasi yang membuat buku dan filmnya laris di pasaran turut menambah tingginya kunjungan ke Louvre. Louvre bukan sekedar bangunan yang mengalami banyak masa pemerintahan, mengalami banyak perubahan fungsi bangunan, tapi juga menjadi bangunan yang terus berevolusi sesuai dengan zaman dan perkembangan arsitektur dunia tanpa mengorbankan sejarahnya.

Mungkinkah Indonesia juga bisa punya bangunan yang bisa bersolek indah melewati abad-abad sejarah dan terus terawat dengan baik, beradaptasi dengan baik? Semoga...


Foto: koleksi pribadi

Referensi:

http://www.pcfandp.com/a/p/8315/s.html

http://www.greatbuildings.com/buildings/The_Louvre.html

http://www.greatbuildings.com/buildings/Pyramide_du_Louvre.html

No comments: