Sunday 10 August 2008

Indonesia Bangkit


Minggu, 10-08-2008 14:45:04 oleh: Retty N. Hakim
Kanal: Peristiwa

Sebenarnya banyak orang yang mengharapkan Indonesia bangkit dan berhasil memenangkan godokan kawah candradimuka hantaman masalah-masalah yang dihadapi bangsa ini. Keinginan untuk bangkit itu kemudian diwujudkan dalam bidang profesi masing-masing. Bukan hanya politisi yang bisa bekerja, dan tidak setiap orang tertarik untuk menjadi caleg dahulu baru bisa berkarya. Pameran “Indonesia Bangkit” yang sedang digelar di Museum Nasional sejak tanggal 8 sampai 15 Agustus 2008 ini mengangkat kepedulian para perupa dalam menghadapi kemelut bangsa.

Pameran ini menarik, karena selain memamerkan seni lukis di atas kanvas, juga terlihat karya seni pahat yang dikerjakan secara kelompok oleh Rumah Hobi. Uniknya, desain dari Kusworodjati ditampilkan oleh kelompok perupa dari Rumah Hobi di atas akar sisa pohon jati. Sisa pohon yang tadinya dibiarkan menjadi fosil di lahan bekas hutan kayu jati diambil dan dimanfaatkan sebagai media karya seni pahat. Desain dan pewarnaannya mengikuti inspirasi yang timbul dari bentuk akar tersebut.


Saya sudah terbiasa melihat kerajinan pahat akar dari Kendari, tapi dalam pameran ini permainan warna antara warna asli kayu dengan warna tambahan menjadikan karya ini lebih unik dan menarik.

Di antara hiasan merah putih yang menambah semarak ruang pameran, terlihat mata-mata bundar dari anak-anak yang polos, calon generasi penerus bangsa, dalam lukisan-lukisan karya Ahmad Su’udhi. Juga terlhat kehadiran candi Borobudur yang terus menginspirasi bangsa.

Di salah satu sudut terlihat karya patung yang menggambarkan Sumpah Palapa Gajah Mada, sementara tidak jauh daripadanya tampak gambaran pencarian sosok Satrio Piningit.

Nyoman Mawa menggambarkan “Pemandangan di Sawah” yang memperlihatkan sistim subak di Bali yang sejak dahulu seringkali tergambar dalam kartu pos dari Bali. Masih akankah semua ini ada? Atau akan hilang bersama menghilangnya bumi ini? Dan saat itu tersisa hanya “Keajaiban Borobudur” seperti yang terlukis oleh D. Sutia? Borobudur yang mengambang sendirian pada sebuah serpihan bumi yang tertinggal…

No comments: