Wednesday, 2 April 2008

Indonesia Kehilangan Sosok Pejuang Ekologi.

Indonesia Has Lost a Great Ecology Fighter.

Yesterday (April 1, 2008) Indonesia has lost a great teacher who was always consistent in his fight for a good and sustainable environment. I was not one of his student, but as a student I was fascinated by his books. May be it was also the impact of my lecturer Mr. Hariman who introduced us to Otto Soemarwoto's books and views in the subject of Environmental Science in the university.

We are loosing a lot of Indonesian great thinkers. I am hoping this article will persuade the younger generation to follow Otto Soemarwoto's steps in Ecology, or compelling the conscience to the younger generation to study hard and be the better replacement of any great Indonesian thinkers in the future. It is important to remind them of this urgent need in the more materialism world!

Rabu, 02-04-2008 08:45:37 oleh: Retty N. Hakim
Kanal: Peristiwa

Ketika hari baru memasuki tanggal 1 April 2008, Selasa kemarin, telah berpulang ke Sang Pencipta seorang guru besar ilmu lingkungan, Prof. Dr. Ir. Otto Soemarwoto dalam usia 82 tahun di Bandung. Indonesia kehilangan seorang sosok pejuang ekologi sekaligus pendidik ilmu lingkungan yang sangat konsisten.

Bagi yang pernah mempelajari pelajaran Ilmu Lingkungan, nama ini mungkin tidak asing lagi. Buku-buku beliau biasanya menjadi acuan dalam perkuliahan Ilmu Lingkungan. Salah satu bukunya yang sangat populer adalah "Ekologi, Lingkungan Hidup, dan Pembangunan".

Terlahir di Purwokerto, 19 Februari 1926, Prof. Dr. Ir. Otto Soemarwoto kemudian memiliki jejak perjalanan panjang dalam perjuangannya bagi lingkungan hidup yang berkelanjutan.

Ketika masih kuliah di UGM fakultas Pertanian, beliau biasa naik sepeda sekitar lima kilometer dari Blunyah ke Mangkubumen. Kemudian saat menjadi dosen di Universitas Padjajaran, beliau memilih naik sepeda menempuh jarak antara jalan Cimandiri tempat tinggalnya ke kampus UNPAD di jalan Dipati Ukur , sampai akhirnya beliau tidak kuat melawan polusi akibat kendaraan yang semakin bertambah. Bahkan sampai di masa tuanya dia tetap memilih untuk berjalan kaki untuk jarak tempuh yang tidak terlalu jauh.

Guru besar ini ketika menjabat sebagai Lembaga Biologi Nasional di Bogor mempelopori peningkatan fungsi Kebun Raya dalam penelitian sehingga kini terdapat juga penelitian tanaman obat di sana.

Dua tahun lalu, untuk memperingati ulang tahunnya yang ke-80, beliau meluncurkan sebuah buku berjudul "Berkelanjutan: Antara Konsep dan Realitas". Beliau sangat mengharapkan lebih banyak lagi generasi muda yang turut memperhatikan lingkungan hidup berkualitas dan berkelanjutan di dalam negara kesatuan Republik Indonesia ini.

Semoga harapannya bisa diteruskan oleh generasi penerus bangsa. Sebuah blog yang memuat Pemikiran Reflektif Otto Soemarwoto yang bisa ditemui di http://greenchoice.multiply.com/ dapat menjadi tempat menggali pemikiran-pemikiran beliau.

Walaupun tidak pernah secara langsung menjadi mahasiswa pak Otto, tetapi mempelajari Ilmu Lingkungan dari buku-buku beliau memberikan perspektif yang menarik saya untuk lebih banyak memperhatikan lingkungan hidup. Selamat jalan Pak Otto, ilmu yang Bapak bagikan tidak akan terlupakan!

sumber:
http://id.wikipedia.org/wiki/Otto_Soemarwoto
http://greenchoice.multiply.com/
http://www.planetmole.org/daily/indonesians-in-focus-otto-soemarwoto.html

Rabu, 02-04-2008 09:22:15 oleh: bajoe

April Mop kemarin memang cukup mengejutkan. Selain bangsa ini kehilangan Pak Otto, siang harinya (13.00 WIB) Meliono Soewondo juga meninggal dunia. Meliono Soewondo ini salah seorang tokoh politik yang cukup bersih dan punya prinsip. masuk ke PDIP Megawati, tapi tersingkir karena perbedaan prinsip.

Lalu tadi pagi - 2 April, sekitar pukul 04.00 WIB. Endang Witarsa meninggal dunia. Ini adalah salah satu pemain dan pelatih sepakbola Indonesia yang handal, berkarakter. Dia pernah menjadi pelatih nasional.

Selamat jalan senior-seniorku, sejarah manis yang pernah kalian buat, semoga tidak kami sia-siakan.

No comments: