Wednesday, 2 April 2008

Hati-hati Aku Lagi BT!

Be Careful I'm in a Bad Mood!

Jumat, 14-03-2008 09:15:30 oleh: Retty N. Hakim
Kanal: Kesehatan



Sebuah kisah seputar semua hal yang dipandang "nggak niat" membuat saya tersenyum (Lihat http://www.wikimu.com/News/DisplayNews.aspx?id=7158&post=2). Yang diangkat kisah itu adalah percakapan dua orang wanita kakak beradik, di mana sang kakak yang sedang BT berat menyambar semua topik dengan tudingan "Nggak niat!" . Tentu saja saya tersenyum, sebab seringkali saya memberikan peringatan kepada anak-anak saya: "Hari ini tolong ya...mama lagi BT!" (BT = Bad Temper alias gampang marah). Maksudnya hari ini tolong bertingkah laku agak manis karena sang mama bisa meledak marah lebih mudah dari biasanya.

Kalau lelaki BT di tengah-tengah bulan bisa jadi karena "kanker" (kantong kering) sudah menyerang. Tapi kalau wanita yang BT, bisa jadi hal itu sudah menjadi siklus bulanan baginya. Gejala ini dikenal dengan sebutan PMS (Premenstrual syndrome), menurut sebuah informasi yang saya baca di www.clevelandclinic.org ternyata lebih dari satu (grafik, jadi lebih dari satu orang tapi belum sampai dua orang) diantara tiga wanita menderita karena sindroma menjelang haid ini. Juga satu dari dua puluh orang wanita menderita sedemikian hebatnya sehingga mengganggu kehidupan pribadi mereka.

Tidak jelas apa yang menjadi penyebab dari PMS, tapi perubahan kadar hormon terutama hormon estrogen dan progesteron ikut andil dalam perubahan mood ini. Gejala yang timbul bisa bermacam-macam dan tidak selalu sama pada setiap wanita. Bahkan gejala yang terjadi pada seorang wanita tidak selalu sama setiap bulannya.

Beberapa gejala yang biasa terjadi:

• Terlihat agak bengkak

• Payudara lebih lembut

• Berat badan naik

• Lebih agresif

• Susah konsentrasi

• Sakit punggung atau sakit kepala

• Masalah pada kulit, seperti: jerawat

• Kelelahan

• Mudah menangis

• Gampang tersinggung

• Gelisah

• Mood gampang berubah, atau depresi.

Beberapa gejala ini juga seringkali dialami wanita usia dewasa yang terkena masalah dengan kelenjar tiroid, sehingga ada baiknya bagi wanita untuk mencoba tes tiroid bila sering mengalami gangguan di atas.

Dalam artikel sebuah klinik yang dimuat di internet ini juga dikatakan bahwa sebaiknya wanita memiliki buku harian yang mencatat gejala yang dialaminya, kapan terjadinya, dan berapa lama gejala ini berlangsung. Bila rajin mencatat maka dalam beberapa bulan akan terlihat bahwa walaupun gejala bisa berubah, biasanya periode munculnya cukup terbaca.

Diet makanan bisa membantu mengurangi gejala PMS yang muncul, seperti mengurangi makanan berkafein, garam dan gula. Terkadang tambahan suplemen juga dibutuhkan seperti Vitamin B6, Kalsium, dan Magnesium. Berolah raga juga bisa membantu mengurangi gejala PMS ini.

Dalam artikel itu juga disebutkan Premenstrual dysphoric disorder (PMDD), sebuah bentuk yang lebih berat dari PMS. Gejala PMDD mirip dengan PMS, tapi gejalanya biasanya lebih berat dan bisa sangat mengganggu pekerjaan, aktivitas sosial, serta hubungan dengan keluarga dan lingkungan. Saya sendiri baru mendengar istilah PMDD, tapi apapun istilahnya rasanya tidak salah bila kita para wanita mempunyai catatan mengenai menstruasi dan gejala-gejala yang mendahului maupun mengikutinya. Bukan tidak mungkin catatan ini bisa berguna di kemudian hari. Entah ketika ingin memiliki buah hati, maupun ketika ada masalah lain yang berhubungan dengan alat reproduksi.

Dengan menyadari dan mengenal siklus bulanan ini tentunya para wanita bisa lebih siap menghadapi perubahan mood yang dia alami, dan bisa lebih berusaha menjaga kesabarannya selama mengalami gejala tersebut! PMS? Nggak perlu BT lagi! (Semoga:))

No comments: